PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dewasa ini perkembangan dunia usaha
maju dengan pesat, hal ini ditandai dengan tingkat persaingan yang semakin
ketat, oleh karena itu bagi perusahaan yang mempunyai keinginan untuk
memenangkan persaingan tersebut harus mampu merebut konsumen. Dalam merebut
konsumen diperlukan suatu strategi pemasaran yang tepat. Sebelum menentukan
stategi hendaknya perusahaan mengidentifikasikan keinginan konsumen yang belum
dipuaskan, dengan cara menentukan barang yang hendak diproduksi, menentukan
cara promosi, menentukan harga yang tepat, dan memilih saluran distribusinya.
Jadi kegiatan pemasaran merupakan suatu proses yang saling berhubungan sebagai
suatu sistem.
Konsumen membeli barang dan jasa
adalah untuk memuaskan berbagai keinginannya, oleh karena itu penting bagi
perusahaan untuk mempelajari bagaimana perilaku konsumen tersebut dalam
pengambilan keputusan belinya. Keinginan manusia yang beraneka ragam, akan
menimbulkan berbagai macam perilaku untuk memenuhinya. Manusia dalam kehidupan
sehari-harinya harus selalu memenuhi keperluannya untuk hidup sehat. Salah
satunya adalah mengenai kesehatan dan kebersihan gigi. Seseorang yang giginya
bersih akan berpenampilan lebih menarik dan timbul rasa percaya diri pada saat
berbaur dengan orang lain. Dalam keperluan untuk menjaga kesehatan gigi
diperlukan berbagai macam produk kesehatan antara lain sikat gigi, obat kumur
dan pasta gigi. Akan tetapi dalam penyusunan makalah ini, masalah yang akan
dibahas adalah mengenai pasta gigi. Dari banyaknya merk pasta gigi yang beredar
di masyarakat yang berkeinginan untuk dibeli antara lain Close up, Ciptadent,
Formula, Siwak F, Enzim, Ritadent, dan Pepsodent. Dari sekian banyaknya merk
pasta gigi tersebut di atas, saya mengambil pasta gigi Pepsodent sebagai bahan
penulisan.
Ketatnya persaingan antara
masing-masing perusahaan pasta gigi dapat dilihat dari kegiatan promosi yang
dilakukannya. Promosi yang dilakukan oleh beberapa perusahaan antara lain
melalui media elektronik seperti televisi dan radio atau media cetak seperti
koran, tabloid, dan majalah. Promosi yang dirasakan paling menarik adalah iklan
yang ditayangkan melalui televisi karena pemirsa bisa melihat gambar, suara,
gerak,dan produk yang dipromosikan, disamping itu promosi melalui iklan di televisi
mampu menjangkau masyarakat luas sampai ke daerah pelosok, sekalipun bagi yang
menyaksikannya. Masing-masing perusahaan memperlihatkan keunggulan
masing-masing, sehinga bisa menarik konsumen sebanyak-banyaknya. Perilaku
konsumenlah yang akan menyeleksi apakah produk disukai atau tidak. Disamping
itu perusahaan juga perlu mempelajari dan mengetahui bagaimana tanggapan
konsumen atau masyarakat dengan adanya pasta gigi Pepsodent tersebut, faktor
apa yang dapat memenuhi keinginan konsumen dan perilaku daya belinya. Dengan
mengetahui perbedaan tanggapan konsumen terhadap pasta gigi Pepsodent, maka
informasi tersebut merupakan input yang sangat besar manfaatnya bagi perusahaan
Pepsodent.
B. Tujuan
Pembuatan Makalah
Untuk mengetahui
faktor yang mempengaruhi suatu produk.
C. Manfaat
pembuatan makalah
Setelah saya
mencari informasi dan membuat tulisan ini saya (penulis) dapat mengetahui
faktor faktor yang mempengaruhi suatu produk, baik itu faktor pendukung ataupun
faktor penghambat suatu produk.
PEMBAHASAN
Pepsodent adalah
pasta gigi yang paling terkenal dan tertua di Indonesia, sejak awal
keberadaannya selalu memberikan lebih dari sekedar kemanjuran dasar. Pepsodent
adalah pasta gigi pertama di Indonesia yang kembali meluncurkan pasta gigi
berflorida pada tahun 1980-an dan satu-satunya pasta gigi di Indonesia yang
secara aktif mendidik dan mempromosikan kebiasaan menyikat gigi secara benar
melalui program sekolah dan layanan pemeriksaan gigi gratis. Sejak itu
Pepsodent telah melengkapi jajaran produknya mulai dari pembersihan dasar
hingga pasta gigi dengan manfaat lengkap.
Pepsodent
adalah satu-satunya merek pasta gigi di Indonesia yang benar-benar menjalankan
misinya. Bekerja sama dengan Departemen Pendidikan dan Kesehatan Pemerintah
Indonesia dan diakui oleh Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), sejak tahun
1990an, Pepsodent telah menjalankan Program Sekolah yang hingga tahun 2006
telah menjangkau lebih dari 3,2 juta anak-anak berusia di bawah 12 tahun di
seluruh Indonesia dan jumlah ini terus meningkat. Program ini meningkatkan
kebiasaan menyikat gigi secara benar dan semenjak dini untuk mencegah masalah
gigi khususnya gigi berlubang.
Pepsodent
memahami bahwa banyak bagian di Indonesia yang mengalami masalah gigi dan juga
dihadapkan pada masalah rendahnya jumlah dokter gigi dan jumlah penduduk itu
sendiri. Itulah sebabnya mengapa program Pemeriksaan Gigi Gratis Pepsodent
khusus dirancang untuk menjangkau orang-orang ini dengan memberikan perawatan
dan pendidikan gigi gratis dengan cara yang menyenangkan dan memungkinkan untuk
dilaksanakan dengan program ini, seluruh keluarga dapat memiliki kebiasaan
kesehatan mulut dan gigi yang lebih baik. Ini juga merupakan usaha untuk
mendorong rakyat Indonesia mengunjungi dokter gigi secara rutin sebagai bagian
dari kebiasaan pencegahan gigi berlubang.
Survei
tentang kebiasaan dan sikap menunjukkan hanya sekitar 34% dari rakyat Indonesia
yang menyikat gigi mereka sebelum tidur. Bahkan dari penelitian klinis
ditemukan bahwa pada penghitungan bakteri di pagi hari jumlahnya berlipat ganda
dua kali lebih cepat pada malam hari ketimbang pada waktu lain di siang
hari. Ini menunjukkan bahwa pertumbuhan bakteri meningkat paling pesat selama
malam hari dan dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya lubang. Bukti yang ada
dewasa ini juga mendukung menyikat gigi dengan pasta gigi berflorida sebelum
tidur pada malam hari karena perlindungan tambahan yang diberikannya untuk
waktu yang lebih lama pada malam hari.
Oleh
karena itulah mengapa Pepsodent merasa perlu untuk menggunakan tema Menyikat
Gigi pada Malam Hari sebagai kampanye kesehatannya untuk membuat orang
Indonesia menyikat gigi mereka sebelum tidur pada malam hari sebagai bagian
dari kebiasaan mencegah gigi berlubang.
·
Menurut WHO pembusukan gigi masih menjadi masalah
utama kesehatan di sebagian besar negara industri karena masalah tersebut
menyerang 60% - 90% anak-anak usia sekolah dan sebagian besar orang dewasa.*
- Sekitar 63% penduduk Indonesia menderita masalah pembusukan gigi serius, rata-rata 1,89 kebusukan gigi per orang (Sumber: Sesanas 1998 dan SKRT 1995)*
- Sekitar 1,3% penduduk Indonesia memiliki masalah gigi setiap bulan yang mencapai rata-rata 3,86 sehari di sekolah dan kantor (Sumber: Lembaga Penelitian dan Pengembangan Nasional, Depkes-RI; Persepsi dan Motivasi dari Masyarakat Peduli Gigi – Survei Ekonomi & Sosial Nasional, 1998)
Pepsodent
di Papua dan Banjarmasin
Di penghujung tahun
2010, Pepsodent bekerjasama dengan PDGI menggelar Bulan Kesehatan Gigi Nasional
(BKGN) di Papua (3/12/10) dan Banjarmasin (21/12/10) yang dibuka oleh Kepala
Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan yaitu Drg. Rosihan Adhani. Turut
hadir pada kedua acara tersebut adalah Aryo Widiwardhono, selaku Brand Building
Director Oral Care, PT Unilever Indonesia Tbk.; drg. Zaura Anggraeni, MDS., selaku
Ketua PDGI dan Drg Ratu Mirah Afifah., GCClindent., MDSc selaku Professional
Relationship Manager Oral Care PT. Unilever Indonesia Tbk.
BKGN 2010 di
Jayapura, Papua dan Banjarmasin, Kalimantan Selatan bertujuan memberikan
pengetahuan mengenai cara merawat kesehatan gigi dan mulut dengan baik
diantaranya dengan menyikat gigi di waktu yang benar yaitu pagi setelah sarapan
dan malam sebelum tidur, serta informasi seputar makanan yang berguna bagi
kesehatan gigi dimana cakupan pelayanannya meliputi: pemeriksaan kesehatan
gigi, pencabutan gigi susu dan penambalan sementara. BKGN ini juga bertujuan
meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengunjungi dokter gigi setidaknya 6
bulan sekali.
Tanah Papua serta
bumi Kalimantan dipilih sebagai tempat penyelenggaraan BKGN 2010 di akhir tahun
2010 didasari oleh prevalensi permasalahan gigi mulut yang cukup tinggi,
seperti yang diutarakan oleh Aryo Widiwardhono, ”Menurut Riset Kesehatan Dasar
2007, Kalimantan Selatan dan Papua merupakan salah satu propinsi yang memiliki
prevalensi masalah gigi dan mulut tertinggi di Indonesia, yaitu sebesar 29,2%
dan 19,7%. Hal ini bisa terjadi karena rendahnya pola kebiasaan menyikat gigi
pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur.”
Hal senada juga
diungkapkan oleh Drg. Zaura Anggraeni, MDS., selaku Ketua PDGI, “Indeks gigi
berlubang (DMF-T) di Papua sebesar 4,19 hal ini menandakan bahwa rata-rata
masyarakat Papua memiliki 4 buah gigi yang bermasalah, sedangkan di Kalimantan
Selatan sebesar 6,83 yang berarti bahwa rata-rata penduduk di sana memiliki 7
gigi yang bermasalah. Hal ini bisa terjadi karena kurangnya kesadaran
masyarakat untuk menjaga kesehatan giginya dengan menyikat gigi setiap hari
dengan cara dan di waktu yang tepat.”
Masih rendahnya
kualitas kesehatan gigi masyarakat di kedua provinsi tersebut juga ditunjang
oleh masih minimnya pelayanan kesehatan gigi dari tenaga medis kesehatan yang
terlatih. “Dari 19,7% masyarakat Papua yang mengalami permasalahan Gigi-Mulut,
hanya 35,0% yang menerima perawatan dari tenaga medis gigi, sedangkan di
provinsi Kalimantan Selatan dari 29,2% penduduk yang mengalami permasalahan
gigi dan mulut hanya 21,2% yang dirawat. Hal ini memperlihatkan masih minimnya
pelayanan serta perawatan dari tenaga medis kesehatan gigi di kedua provinsi ini.”
papar Drg. Zaura Anggraeni, MDS.
Penyelenggaraan BKGN
di Papua sendiri telah berjalan dengan sukses, seperti diungkapkan oleh Aryo
Widiwardhono, “BKGN di Papua bertempat di SD Inpres (Percontohan) Cigombong,
Kotaraja dan SD Negeri Kotaraja. Kurang lebih 1,600 siswa SD yang menerima
penyuluhan kesehatan gigi dan melakukan sikat gigi massal. Selain itu, sejumlah
250 siswa memperoleh tindakan medis berupa pencabutan gigi dan penambalan
sementara. Tenaga medis kesehatan gigi yang terlibat sebanyak 60 orang; 38
dokter gigi dan 22 perawat. Menariknya, kegiatan BKGN di Papua, ternyata
melibatkan para dokter gigi yang berasal dari beberapa daerah di Papua yaitu Biak, Wamena, Kotamadya
dan Kabupaten Jayapura, Keerom, Marauke, Manokwari serta Dinas Kesehatan Papua
dan unsur-unsur TNI.”
Lebih lanjut, telah diadakan juga kegiatan Safari
Ilmiah di Papua, yaitu Seminar Ilmiah dengan menghadirkan pakar kesehatan gigi
dari PDGI pusat. Topik yang dibahas adalah seputar perkembangan permasalahan
kesehatan gigi dan mulut terbaru serta penanganannya. Sejumlah 61 tenaga
kesehatan gigi, yang terdiri dari 31 orang dokter dan 30 orang perawat
berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.
Sementara itu, kegiatan BKGN di Banjarmasin,
Kalimantan Selatan, mendapatkan animo yang tinggi dari masyarakat, seperti
diungkapkan oleh Drg.Rosihan Adhani, ”Kegiatan BKGN di Banjarmasin, Kalimantan
Selatan, yang bertempat di SD Sei Mai, disambut dengan baik karena jarang
sekali kegiatan serupa diselenggarakan maka tidaklah heran apabila masyarakat
menyambutnya dengan antusias, buktinya sejumlah 442 orang siswa dari kelas 1
sampai dengan 6 mendapatkan pelayanan kesehatan gigi dan sejumlah 408 siswa
menjalani pemeriksaan gigi. Tenaga kesehatan gigi yang terlibat adalah 30 orang
dokter gigi dan 16 orang perawat gigi yang melayani
pemeriksaan gigi serta pencabutan gigi susu.”
Selama kiprah penyelenggaraannya di tahun 2010, Bulan
Kesehatan Gigi Nasional (BKGN) telah menyambangi 11 kota, yakni Jakarta,
Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Medan, Padang, Makassar, Jember,
Banjarmasin dan Jayapura. Ke-11 kota ini tersebar di 6 pulau utama di
Indonesia, yaitu Jawa, Sumatera, Kalimantan, Bali, Sulawesi dan Papua dimana
sebanyak 19,584 anggota masyarakat telah berpartisipasi. Di setiap FKG,
rata-rata penyelenggara memberi pelayanan kesehatan gigi dan mulut ke lebih
dari 1,000 orang. Selain itu, BKGN 2010 berhasil melibatkan sejumlah 2,582
tenaga kesehatan yang terdiri dari 1,250 dokter gigi, 1,049 mahasiswa
kedokteran gigi, dan 283 perawat gigi.
Unilever dalam hal ini Divisi Oral Care yang diwakili
oleh Pepsodent sudah lebih dari 35 tahun melakukan kegiatan edukasi di
sekolah-sekolah dan menjalin kerjasama dengan PDGI, FKG, Politeknik Kesehatan
Gigi, Dinas Kesehatan Dinas Pendidikan dan LSM yang dilandasi dengan komitmen
kuat dan secara konsisten direalisasikan dalam bentuk pemberian pemeriksaan dan
perawatan gigi gratis, pelatihan kader kesehatan, seminar kesehatan gigi dan
mulut serta berbagai penyuluhan yang dilakukan di berbagai kota di
Indonesia.Kerjasama yang erat ini, sampai dengan tahun 2009, telah berhasil
menjangkau hampir 5 juta anak Indonesia di 12.500 sekolah pada 65 kota di
seluruh Indonesia. Melalui kampanye yang dilakukannya, Pepsodent terus secara
konsisten membangun kesadaran masyarakat, terutama anak-anak di Indonesia,
untuk menerapkan pola menyikat gigi secara teratur pada waktu yang tepat, yaitu
pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur, serta membiasakan pergi ke dokter
gigi secara rutin 6 bulan sekali, sehingga berujung pada terwujudnya kesehatan
gigi masyarakat yang berkualitas.
www.wikipedia.org
Faktor
Apa Saja yang Berpengaruh?
Pepsodent merupakan pasta gigi
yang hingga saat ini mampu menjadi pemimpin pasar ditengah-tengah persaingan
yang semakin ketat. Saat ini semakin banyak perusahaan yang memasuki pasar
pasta gigi di Indonesia. Kepuasan pelangan terhadap pasta gigi merk pepsodent
berpengaruh terhadap loyalitas. Loyalitas pelanggan dipengaruhi oleh kualitas
produk pasta gigi pepsodent. Dengan demikian kualitas produk yang baik akan
meningkatkan loyalitas pelangan terhadap produk.
Di penghujung tahun 2010, Pepsodent
bekerjasama dengan PDGI menggelar Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN) di Papua
(3/12/10) dan Banjarmasin (21/12/10) yang dibuka oleh Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi Kalimantan Selatan yaitu Drg. Rosihan Adhani. Kegiatan tesebut bertujuan memberikan pengetahuan
mengenai cara merawat kesehatan gigi dan mulut dengan baik diantaranya dengan
menyikat gigi di waktu yang benar yaitu pagi setelah sarapan dan malam sebelum
tidur, serta informasi seputar makanan yang berguna bagi kesehatan gigi dimana
cakupan pelayanannya meliputi: pemeriksaan kesehatan gigi, pencabutan gigi susu
dan penambalan sementara. BKGN ini juga bertujuan meningkatkan kesadaran
masyarakat untuk mengunjungi dokter gigi setidaknya 6 bulan sekali. , kegiatan
BKGN di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, mendapatkan animo yang tinggi dari
masyarakat, seperti diungkapkan oleh Drg.Rosihan Adhani,
Dengan adanya kegiatan BKGN di
Banjarmasin, Kalimantan Selatan, yang bertempat di SD Sei Mai, sangat
berpengaruh besar buktinya disambut dengan baik karena jarang sekali kegiatan
serupa diselenggarakan maka tidak heran apabila masyarakat menyambutnya dengan
antusias, buktinya sejumlah 442 orang siswa dari kelas 1 sampai dengan 6
mendapatkan pelayanan kesehatan gigi dan sejumlah 408 siswa menjalani
pemeriksaan gigi. Tenaga kesehatan gigi yang terlibat adalah 30 orang dokter
gigi dan 16 orang perawat gigi yang melayani pemeriksaan gigi serta pencabutan
gigi susu.
Pepsodent sudah lebih dari 35 tahun
melakukan kegiatan edukasi di sekolah-sekolah dan menjalin kerjasama dengan
PDGI, FKG, Politeknik Kesehatan Gigi, Dinas Kesehatan Dinas Pendidikan dan LSM
yang dilandasi dengan komitmen kuat dan secara konsisten direalisasikan dalam
bentuk pemberian pemeriksaan dan perawatan gigi gratis, pelatihan kader
kesehatan, seminar kesehatan gigi dan mulut serta berbagai penyuluhan yang
dilakukan di berbagai kota di Indonesia.Kerjasama yang erat ini, sampai dengan
tahun 2009, telah berhasil menjangkau hampir 5 juta anak Indonesia di 12.500
sekolah pada 65 kota di seluruh Indonesia.
Melalui kampanye yang dilakukan,
Pepsodent akan terus secara konsisten membangun kesadaran masyarakat, terutama
anak-anak di Indonesia, untuk menerapkan pola menyikat gigi secara teratur pada
tepat, yaitu pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur, serta membiasakan
pergi ke dokter gigi secara rutin 6 bulan sekali, sehingga berujung pada
terwujudnya kesehatan gigi masyarakat yang berkualitas.
Faktor Pendukung
Saat ini pasta gigi yang
beredar adalah pepsodent, ritadent, ciptadent, close up, smile up, formula,
maxim dan lain-lain. Semakin banyak jenisnya menggambarkan semakin
ketatnya persaingan dalam dunia bisnis. Berikut ini merupakan faktor-faktor
yang mendukung pasta gigi Pepsodent sehingga dapat diterima di masyarakat kota
hingga daerah terpencil:
1. Memberikan nilai tambahan dan inovasi
Pada awal tahun 80an Pepsodent hanya berorientasi
pada gigi lebih putih dan sehat. Namun belakangan ini Pepsodent memberikan
nilai lebih sebagai penguat gigi. Nilai-nilai tambahan juga bisa kita temukan
dalam peningkatan produk yang dilakukan pepsodent. Pepsodent juga terus
melakukan inovasi dalam kemasan, rasa, warna, bentuk, ukuran dan merancang
produknya sesuai dengan segmentasi pasarnya yakni dewasa dan anak-anak. Kemasan
Pepsodent dibuat dari plastik lentur dan tutup yang lebih adaptif setelah
sebelumnya dari aluminium dan tutup lepas. Rasanya dibagi sesuai dengan cita
rasa buah-buahan atau rasa mint. Selain itu warnanya disesuaikan dengan
warna-warna trendi, yakni putih dan hijau baik isi maupun kemasannya. Ukurannya
diatur dari kecil, sedang, hingga besar. Sehingga praktis mempengaruhi harga.
2. Menjalankan Produk yang Berkembang
Pepsodent dikenal sebagai pasta gigi yang membuat
gigi lebih putih lalu berkembang untuk menguatkan gigi. Setelah itu, kemudian
dilengkapi dengan baking soda, setelah sebelumnya sukses dengan Pepsodent Zinc
zitrate dan Triclosant. Beberapa tahun sebelum sukses dengan nilai tambahan
tersebut, telah sukses dengan Fluoride dan Kalsium.
3. Brand Awarnes
Pepsodent melakukan promosi dengan berbagai cara
yaitu lewat televisi, membuat acara-acara bertema pepsodent, bakti sosial yang
bertujuan memasyarakatkan pepsodent dan sebagainya. Promosi-promosi ini mampu
menanamkan kepada konsumen bahwa pepsodent merupakan pasta gigi yang bisa
dipercaya. Pepsodent pernah melakukan promosi di daerah Papua dan Banjarmasin
yang bekerja sama dengan PDGI. Kegiatan tersebut sangat berpengaruh besar
buktinya disambut dengan baik oleh masyarakat Papua dan Banjarmasin karena
jarang sekali kegiatan serupa diselenggarakan.
4. Kualitas
Terjaga
Pepsodent telah memenuhi standar kesehatan karena
terdapat label halal pada kemasannya. Jadi masyarakat yakin akan produk ini
tidak membahayakan kesehatan dapat digunakan oleh semua kalangan masyarakat. Pada
iklan bahwa pepsodent tergabung dalam Ikatan Dokter Gigi Indonesia, maka bisa
disimpulkan kualitas dari pepsodent sangat memuaskan. Kualitas yang baik akan
meningkatkan loyalitas dari konsumen.
Faktor Penghambat
Selain terdapat
faktor pendukung dari pasta gigi Pepsodent terdapat pula faktor penghambat dari
pasta gigi Pepsodent, yaitu dari segi harga pasta gigi Pepsodent masih agak mahal
jika dilihat dari kalangan menengah kebawah. Karena masih ada produk pasta gigi
lainnya yang lebih murah.
Pada kegiatan BMKG di provinsi Papua dan Banjarmasin
ternyata masih terdapat hambatan di kedua provinsi, walaupun Pepsodent
mengadakan kegiatan BKGN di kedua
provinsi tersebut namun kendalanya adalah minimnya kepemilikan alat media
seperti televisi dan radio untuk mengetahui tanggal serta jadwal kegiatan
tersebut, mereka hanya menggunakan metode dari mulut ke mulut.
Masih rendahnya
kualitas kesehatan gigi masyarakat di kedua provinsi tersebut juga ditunjang
oleh masih minimnya pelayanan kesehatan gigi dari tenaga medis kesehatan yang
terlatih. Sehingga kesadaran warga kedua provinsi tersebut akan kesehatan gigi
masih kurang.
Kesimpulan
Dengan demikian
saya (penulis) dapat menyimpulkan bahwa dengan diadakannya BKGN di provinsi Papua
dan Banjarmasin, warga sekitar daerah tersebut saat ini mulai menyadari akan
pentingnya merawat gigi dengan menyikat gigi secara rutin dan dengan diselenggarakannya
kegiatan tersebut masyarakat di daerah tersebut mulai menjadi masyarakat yang
mempunyai gigi sehat. Semua itu tidak lepas dari peranan pepsodent sebagai kepala
penyelenggara kegiatan Bulan Kesehatan Gigi Sehat (BKGN).
Pepsodent akan
terus secara konsisten untuk membangun kesadaran masyarakat, terutama anak-anak
di Indonesia, untuk menerapkan pola menyikat gigi secara teratur pada waktu
yang tepat, yaitu pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur, serta
membiasakan pergi ke dokter gigi secara rutin 6 bulan sekali, sehingga berujung
pada terwujudnya kesehatan gigi masyarakat yang berkualitas.
Gigi tetap sehat dan kuat aktifitas pun
terasa lebih nyaman.
apa ya konsep dasar dan tujuan iklan di pepsoden.
BalasHapusmohon dibales admin... tugas kuliah ni,,,,terimakasih