Kamis, 20 Oktober 2011

KEGIATAN GIGI SEHAT PEPSODENT DI PAPUA DAN BANJARMASIN



PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
           Dewasa ini perkembangan dunia usaha maju dengan pesat, hal ini ditandai dengan tingkat persaingan yang semakin ketat, oleh karena itu bagi perusahaan yang mempunyai keinginan untuk memenangkan persaingan tersebut harus mampu merebut konsumen. Dalam merebut konsumen diperlukan suatu strategi pemasaran yang tepat. Sebelum menentukan stategi hendaknya perusahaan mengidentifikasikan keinginan konsumen yang belum dipuaskan, dengan cara menentukan barang yang hendak diproduksi, menentukan cara promosi, menentukan harga yang tepat, dan memilih saluran distribusinya. Jadi kegiatan pemasaran merupakan suatu proses yang saling berhubungan sebagai suatu sistem. 
          Konsumen membeli barang dan jasa adalah untuk memuaskan berbagai keinginannya, oleh karena itu penting bagi perusahaan untuk mempelajari bagaimana perilaku konsumen tersebut dalam pengambilan keputusan belinya. Keinginan manusia yang beraneka ragam, akan menimbulkan berbagai macam perilaku untuk memenuhinya. Manusia dalam kehidupan sehari-harinya harus selalu memenuhi keperluannya untuk hidup sehat. Salah satunya adalah mengenai kesehatan dan kebersihan gigi. Seseorang yang giginya bersih akan berpenampilan lebih menarik dan timbul rasa percaya diri pada saat berbaur dengan orang lain. Dalam keperluan untuk menjaga kesehatan gigi diperlukan berbagai macam produk kesehatan antara lain sikat gigi, obat kumur dan pasta gigi. Akan tetapi dalam penyusunan makalah ini, masalah yang akan dibahas adalah mengenai pasta gigi. Dari banyaknya merk pasta gigi yang beredar di masyarakat yang berkeinginan untuk dibeli antara lain Close up, Ciptadent, Formula, Siwak F, Enzim, Ritadent, dan Pepsodent. Dari sekian banyaknya merk pasta gigi tersebut di atas, saya mengambil pasta gigi Pepsodent sebagai bahan penulisan.
           Ketatnya persaingan antara masing-masing perusahaan pasta gigi dapat dilihat dari kegiatan promosi yang dilakukannya. Promosi yang dilakukan oleh beberapa perusahaan antara lain melalui media elektronik seperti televisi dan radio atau media cetak seperti koran, tabloid, dan majalah. Promosi yang dirasakan paling menarik adalah iklan yang ditayangkan melalui televisi karena pemirsa bisa melihat gambar, suara, gerak,dan produk yang dipromosikan, disamping itu promosi melalui iklan di televisi mampu menjangkau masyarakat luas sampai ke daerah pelosok, sekalipun bagi yang menyaksikannya. Masing-masing perusahaan memperlihatkan keunggulan masing-masing, sehinga bisa menarik konsumen sebanyak-banyaknya. Perilaku konsumenlah yang akan menyeleksi apakah produk disukai atau tidak. Disamping itu perusahaan juga perlu mempelajari dan mengetahui bagaimana tanggapan konsumen atau masyarakat dengan adanya pasta gigi Pepsodent tersebut, faktor apa yang dapat memenuhi keinginan konsumen dan perilaku daya belinya. Dengan mengetahui perbedaan tanggapan konsumen terhadap pasta gigi Pepsodent, maka informasi tersebut merupakan input yang sangat besar manfaatnya bagi perusahaan Pepsodent.
B. Tujuan Pembuatan Makalah
Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi suatu produk.
C. Manfaat pembuatan makalah
Setelah saya mencari informasi dan membuat tulisan ini saya (penulis) dapat mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi suatu produk, baik itu faktor pendukung ataupun faktor penghambat suatu produk.


PEMBAHASAN

Pepsodent adalah pasta gigi yang paling terkenal dan tertua di Indonesia, sejak awal keberadaannya selalu memberikan lebih dari sekedar kemanjuran dasar. Pepsodent adalah pasta gigi pertama di Indonesia yang kembali meluncurkan pasta gigi berflorida pada tahun 1980-an dan satu-satunya pasta gigi di Indonesia yang secara aktif mendidik dan mempromosikan kebiasaan menyikat gigi secara benar melalui program sekolah dan layanan pemeriksaan gigi gratis. Sejak itu Pepsodent telah melengkapi jajaran produknya mulai dari pembersihan dasar hingga pasta gigi dengan manfaat lengkap.
Pepsodent adalah satu-satunya merek pasta gigi di Indonesia yang benar-benar menjalankan misinya. Bekerja sama dengan Departemen Pendidikan dan Kesehatan Pemerintah Indonesia dan diakui oleh Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), sejak tahun 1990an, Pepsodent telah menjalankan Program Sekolah yang hingga tahun 2006 telah menjangkau lebih dari 3,2 juta anak-anak berusia di bawah 12 tahun di seluruh Indonesia dan jumlah ini terus meningkat. Program ini meningkatkan kebiasaan menyikat gigi secara benar dan semenjak dini untuk mencegah masalah gigi khususnya gigi berlubang.
Pepsodent memahami bahwa banyak bagian di Indonesia yang mengalami masalah gigi dan juga dihadapkan pada masalah rendahnya jumlah dokter gigi dan jumlah penduduk itu sendiri. Itulah sebabnya mengapa program Pemeriksaan Gigi Gratis Pepsodent khusus dirancang untuk menjangkau orang-orang ini dengan memberikan perawatan dan pendidikan gigi gratis dengan cara yang menyenangkan dan memungkinkan untuk dilaksanakan dengan program ini, seluruh keluarga dapat memiliki kebiasaan kesehatan mulut dan gigi yang lebih baik. Ini juga merupakan usaha untuk mendorong rakyat Indonesia mengunjungi dokter gigi secara rutin sebagai bagian dari kebiasaan pencegahan gigi berlubang.
Survei tentang kebiasaan dan sikap menunjukkan hanya sekitar 34% dari rakyat Indonesia yang menyikat gigi mereka sebelum tidur. Bahkan dari penelitian klinis ditemukan bahwa pada penghitungan bakteri di pagi hari jumlahnya berlipat ganda dua kali lebih cepat pada malam hari ketimbang pada  waktu lain di siang hari. Ini menunjukkan bahwa pertumbuhan bakteri meningkat paling pesat selama malam hari dan dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya lubang. Bukti yang ada dewasa ini juga mendukung menyikat gigi dengan pasta gigi berflorida sebelum tidur pada malam hari karena perlindungan tambahan yang diberikannya untuk waktu yang lebih lama pada malam hari.
Oleh karena itulah mengapa Pepsodent merasa perlu untuk menggunakan tema Menyikat Gigi pada Malam Hari sebagai kampanye kesehatannya untuk membuat orang Indonesia menyikat gigi mereka sebelum tidur pada malam hari sebagai bagian dari kebiasaan mencegah gigi berlubang.
·         Menurut WHO pembusukan gigi masih menjadi masalah utama kesehatan di sebagian besar negara industri karena masalah tersebut menyerang 60% - 90% anak-anak usia sekolah dan sebagian besar orang dewasa.*

  • Sekitar 63% penduduk Indonesia menderita masalah pembusukan gigi serius, rata-rata 1,89 kebusukan gigi per orang (Sumber: Sesanas 1998 dan SKRT 1995)*

  •   Sekitar 1,3% penduduk Indonesia memiliki masalah gigi setiap bulan yang mencapai rata-rata 3,86 sehari di sekolah dan kantor (Sumber: Lembaga Penelitian dan Pengembangan Nasional, Depkes-RI; Persepsi dan Motivasi dari Masyarakat Peduli Gigi – Survei Ekonomi & Sosial Nasional, 1998)

Pepsodent di Papua dan Banjarmasin
Di penghujung tahun 2010, Pepsodent bekerjasama dengan PDGI menggelar Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN) di Papua (3/12/10) dan Banjarmasin (21/12/10) yang dibuka oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan yaitu Drg. Rosihan Adhani. Turut hadir pada kedua acara tersebut adalah Aryo Widiwardhono, selaku Brand Building Director Oral Care, PT Unilever Indonesia Tbk.; drg. Zaura Anggraeni, MDS., selaku Ketua PDGI dan Drg Ratu Mirah Afifah., GCClindent., MDSc selaku Professional Relationship Manager Oral Care PT. Unilever Indonesia Tbk.
BKGN 2010 di Jayapura, Papua dan Banjarmasin, Kalimantan Selatan bertujuan memberikan pengetahuan mengenai cara merawat kesehatan gigi dan mulut dengan baik diantaranya dengan menyikat gigi di waktu yang benar yaitu pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur, serta informasi seputar makanan yang berguna bagi kesehatan gigi dimana cakupan pelayanannya meliputi: pemeriksaan kesehatan gigi, pencabutan gigi susu dan penambalan sementara. BKGN ini juga bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengunjungi dokter gigi setidaknya 6 bulan sekali.
Tanah Papua serta bumi Kalimantan dipilih sebagai tempat penyelenggaraan BKGN 2010 di akhir tahun 2010 didasari oleh prevalensi permasalahan gigi mulut yang cukup tinggi, seperti yang diutarakan oleh Aryo Widiwardhono, ”Menurut Riset Kesehatan Dasar 2007, Kalimantan Selatan dan Papua merupakan salah satu propinsi yang memiliki prevalensi masalah gigi dan mulut tertinggi di Indonesia, yaitu sebesar 29,2% dan 19,7%. Hal ini bisa terjadi karena rendahnya pola kebiasaan menyikat gigi pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur.”
Hal senada juga diungkapkan oleh Drg. Zaura Anggraeni, MDS., selaku Ketua PDGI, “Indeks gigi berlubang (DMF-T) di Papua sebesar 4,19 hal ini menandakan bahwa rata-rata masyarakat Papua memiliki 4 buah gigi yang bermasalah, sedangkan di Kalimantan Selatan sebesar 6,83 yang berarti bahwa rata-rata penduduk di sana memiliki 7 gigi yang bermasalah. Hal ini bisa terjadi karena kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan giginya dengan menyikat gigi setiap hari dengan cara dan di waktu yang tepat.”
Masih rendahnya kualitas kesehatan gigi masyarakat di kedua provinsi tersebut juga ditunjang oleh masih minimnya pelayanan kesehatan gigi dari tenaga medis kesehatan yang terlatih. “Dari 19,7% masyarakat Papua yang mengalami permasalahan Gigi-Mulut, hanya 35,0% yang menerima perawatan dari tenaga medis gigi, sedangkan di provinsi Kalimantan Selatan dari 29,2% penduduk yang mengalami permasalahan gigi dan mulut hanya 21,2% yang dirawat. Hal ini memperlihatkan masih minimnya pelayanan serta perawatan dari tenaga medis kesehatan gigi di kedua provinsi ini.” papar Drg. Zaura Anggraeni, MDS.
Penyelenggaraan BKGN di Papua sendiri telah berjalan dengan sukses, seperti diungkapkan oleh Aryo Widiwardhono, “BKGN di Papua bertempat di SD Inpres (Percontohan) Cigombong, Kotaraja dan SD Negeri Kotaraja. Kurang lebih 1,600 siswa SD yang menerima penyuluhan kesehatan gigi dan melakukan sikat gigi massal. Selain itu, sejumlah 250 siswa memperoleh tindakan medis berupa pencabutan gigi dan penambalan sementara. Tenaga medis kesehatan gigi yang terlibat sebanyak 60 orang; 38 dokter gigi dan 22 perawat. Menariknya, kegiatan BKGN di Papua, ternyata melibatkan para dokter gigi yang berasal dari beberapa daerah di Papua yaitu Biak, Wamena, Kotamadya dan Kabupaten Jayapura, Keerom, Marauke, Manokwari serta Dinas Kesehatan Papua dan unsur-unsur TNI.”
Lebih lanjut, telah diadakan juga kegiatan Safari Ilmiah di Papua, yaitu Seminar Ilmiah dengan menghadirkan pakar kesehatan gigi dari PDGI pusat. Topik yang dibahas adalah seputar perkembangan permasalahan kesehatan gigi dan mulut terbaru serta penanganannya. Sejumlah 61 tenaga kesehatan gigi, yang terdiri dari 31 orang dokter dan 30 orang perawat berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.
Sementara itu, kegiatan BKGN di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, mendapatkan animo yang tinggi dari masyarakat, seperti diungkapkan oleh Drg.Rosihan Adhani, ”Kegiatan BKGN di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, yang bertempat di SD Sei Mai, disambut dengan baik karena jarang sekali kegiatan serupa diselenggarakan maka tidaklah heran apabila masyarakat menyambutnya dengan antusias, buktinya sejumlah 442 orang siswa dari kelas 1 sampai dengan 6 mendapatkan pelayanan kesehatan gigi dan sejumlah 408 siswa menjalani pemeriksaan gigi. Tenaga kesehatan gigi yang terlibat adalah 30 orang dokter gigi dan 16 orang perawat gigi yang melayani pemeriksaan gigi serta pencabutan gigi susu.”
Selama kiprah penyelenggaraannya di tahun 2010, Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN) telah menyambangi 11 kota, yakni Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Medan, Padang, Makassar, Jember, Banjarmasin dan Jayapura. Ke-11 kota ini tersebar di 6 pulau utama di Indonesia, yaitu Jawa, Sumatera, Kalimantan, Bali, Sulawesi dan Papua dimana sebanyak 19,584 anggota masyarakat telah berpartisipasi. Di setiap FKG, rata-rata penyelenggara memberi pelayanan kesehatan gigi dan mulut ke lebih dari 1,000 orang. Selain itu, BKGN 2010 berhasil melibatkan sejumlah 2,582 tenaga kesehatan yang terdiri dari 1,250 dokter gigi, 1,049 mahasiswa kedokteran gigi, dan 283 perawat gigi.
Unilever dalam hal ini Divisi Oral Care yang diwakili oleh Pepsodent sudah lebih dari 35 tahun melakukan kegiatan edukasi di sekolah-sekolah dan menjalin kerjasama dengan PDGI, FKG, Politeknik Kesehatan Gigi, Dinas Kesehatan Dinas Pendidikan dan LSM yang dilandasi dengan komitmen kuat dan secara konsisten direalisasikan dalam bentuk pemberian pemeriksaan dan perawatan gigi gratis, pelatihan kader kesehatan, seminar kesehatan gigi dan mulut serta berbagai penyuluhan yang dilakukan di berbagai kota di Indonesia.Kerjasama yang erat ini, sampai dengan tahun 2009, telah berhasil menjangkau hampir 5 juta anak Indonesia di 12.500 sekolah pada 65 kota di seluruh Indonesia. Melalui kampanye yang dilakukannya, Pepsodent terus secara konsisten membangun kesadaran masyarakat, terutama anak-anak di Indonesia, untuk menerapkan pola menyikat gigi secara teratur pada waktu yang tepat, yaitu pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur, serta membiasakan pergi ke dokter gigi secara rutin 6 bulan sekali, sehingga berujung pada terwujudnya kesehatan gigi masyarakat yang berkualitas.


www.wikipedia.org



Faktor Apa Saja yang Berpengaruh?
Pepsodent merupakan pasta gigi yang hingga saat ini mampu menjadi pemimpin pasar ditengah-tengah persaingan yang semakin ketat. Saat ini semakin banyak perusahaan yang memasuki pasar pasta gigi di Indonesia. Kepuasan pelangan terhadap pasta gigi merk pepsodent berpengaruh terhadap loyalitas. Loyalitas pelanggan dipengaruhi oleh kualitas produk pasta gigi pepsodent. Dengan demikian kualitas produk yang baik akan meningkatkan loyalitas pelangan terhadap produk.
Di penghujung tahun 2010, Pepsodent bekerjasama dengan PDGI menggelar Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN) di Papua (3/12/10) dan Banjarmasin (21/12/10) yang dibuka oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan yaitu Drg. Rosihan Adhani. Kegiatan tesebut bertujuan memberikan pengetahuan mengenai cara merawat kesehatan gigi dan mulut dengan baik diantaranya dengan menyikat gigi di waktu yang benar yaitu pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur, serta informasi seputar makanan yang berguna bagi kesehatan gigi dimana cakupan pelayanannya meliputi: pemeriksaan kesehatan gigi, pencabutan gigi susu dan penambalan sementara. BKGN ini juga bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengunjungi dokter gigi setidaknya 6 bulan sekali. , kegiatan BKGN di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, mendapatkan animo yang tinggi dari masyarakat, seperti diungkapkan oleh Drg.Rosihan Adhani,
Dengan adanya kegiatan BKGN di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, yang bertempat di SD Sei Mai, sangat berpengaruh besar buktinya disambut dengan baik karena jarang sekali kegiatan serupa diselenggarakan maka tidak heran apabila masyarakat menyambutnya dengan antusias, buktinya sejumlah 442 orang siswa dari kelas 1 sampai dengan 6 mendapatkan pelayanan kesehatan gigi dan sejumlah 408 siswa menjalani pemeriksaan gigi. Tenaga kesehatan gigi yang terlibat adalah 30 orang dokter gigi dan 16 orang perawat gigi yang melayani pemeriksaan gigi serta pencabutan gigi susu.
Pepsodent sudah lebih dari 35 tahun melakukan kegiatan edukasi di sekolah-sekolah dan menjalin kerjasama dengan PDGI, FKG, Politeknik Kesehatan Gigi, Dinas Kesehatan Dinas Pendidikan dan LSM yang dilandasi dengan komitmen kuat dan secara konsisten direalisasikan dalam bentuk pemberian pemeriksaan dan perawatan gigi gratis, pelatihan kader kesehatan, seminar kesehatan gigi dan mulut serta berbagai penyuluhan yang dilakukan di berbagai kota di Indonesia.Kerjasama yang erat ini, sampai dengan tahun 2009, telah berhasil menjangkau hampir 5 juta anak Indonesia di 12.500 sekolah pada 65 kota di seluruh Indonesia.
Melalui kampanye yang dilakukan, Pepsodent akan terus secara konsisten membangun kesadaran masyarakat, terutama anak-anak di Indonesia, untuk menerapkan pola menyikat gigi secara teratur pada tepat, yaitu pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur, serta membiasakan pergi ke dokter gigi secara rutin 6 bulan sekali, sehingga berujung pada terwujudnya kesehatan gigi masyarakat yang berkualitas.



Faktor Pendukung
Saat ini pasta gigi yang beredar adalah pepsodent, ritadent, ciptadent, close up, smile up, formula, maxim dan lain-lain.  Semakin banyak jenisnya menggambarkan semakin ketatnya persaingan dalam dunia bisnis. Berikut ini merupakan faktor-faktor yang mendukung pasta gigi Pepsodent sehingga dapat diterima di masyarakat kota hingga daerah terpencil:
1. Memberikan nilai tambahan dan inovasi
Pada awal tahun 80an Pepsodent hanya berorientasi pada gigi lebih putih dan sehat. Namun belakangan ini Pepsodent memberikan nilai lebih sebagai penguat gigi. Nilai-nilai tambahan juga bisa kita temukan dalam peningkatan produk yang dilakukan pepsodent. Pepsodent juga terus melakukan inovasi dalam kemasan, rasa, warna, bentuk, ukuran dan merancang produknya sesuai dengan segmentasi pasarnya yakni dewasa dan anak-anak. Kemasan Pepsodent dibuat dari plastik lentur dan tutup yang lebih adaptif setelah sebelumnya dari aluminium dan tutup lepas. Rasanya dibagi sesuai dengan cita rasa buah-buahan atau rasa mint. Selain itu warnanya disesuaikan dengan warna-warna trendi, yakni putih dan hijau baik isi maupun kemasannya. Ukurannya diatur dari kecil, sedang, hingga besar. Sehingga praktis mempengaruhi harga.
2. Menjalankan Produk yang Berkembang
Pepsodent dikenal sebagai pasta gigi yang membuat gigi lebih putih lalu berkembang untuk menguatkan gigi. Setelah itu, kemudian dilengkapi dengan baking soda, setelah sebelumnya sukses dengan Pepsodent Zinc zitrate dan Triclosant. Beberapa tahun sebelum sukses dengan nilai tambahan tersebut, telah sukses dengan Fluoride dan Kalsium.
3. Brand Awarnes
Pepsodent melakukan promosi dengan berbagai cara yaitu lewat televisi, membuat acara-acara bertema pepsodent, bakti sosial yang bertujuan memasyarakatkan pepsodent dan sebagainya. Promosi-promosi ini mampu menanamkan kepada konsumen bahwa pepsodent merupakan pasta gigi yang bisa dipercaya. Pepsodent pernah melakukan promosi di daerah Papua dan Banjarmasin yang bekerja sama dengan PDGI. Kegiatan tersebut sangat berpengaruh besar buktinya disambut dengan baik oleh masyarakat Papua dan Banjarmasin karena jarang sekali kegiatan serupa diselenggarakan.
 4. Kualitas Terjaga
Pepsodent telah memenuhi standar kesehatan karena terdapat label halal pada kemasannya. Jadi masyarakat yakin akan produk ini tidak membahayakan kesehatan dapat digunakan oleh semua kalangan masyarakat. Pada iklan bahwa pepsodent tergabung dalam Ikatan Dokter Gigi Indonesia, maka bisa disimpulkan kualitas dari pepsodent sangat memuaskan. Kualitas yang baik akan meningkatkan loyalitas dari konsumen.


Faktor Penghambat
            Selain terdapat faktor pendukung dari pasta gigi Pepsodent terdapat pula faktor penghambat dari pasta gigi Pepsodent, yaitu dari segi harga pasta gigi Pepsodent masih agak mahal jika dilihat dari kalangan menengah kebawah. Karena masih ada produk pasta gigi lainnya yang lebih murah.
Pada kegiatan BMKG di provinsi Papua dan Banjarmasin ternyata masih terdapat hambatan di kedua provinsi, walaupun Pepsodent mengadakan kegiatan  BKGN di kedua provinsi tersebut namun kendalanya adalah minimnya kepemilikan alat media seperti televisi dan radio untuk mengetahui tanggal serta jadwal kegiatan tersebut, mereka hanya menggunakan metode dari mulut ke mulut.
Masih rendahnya kualitas kesehatan gigi masyarakat di kedua provinsi tersebut juga ditunjang oleh masih minimnya pelayanan kesehatan gigi dari tenaga medis kesehatan yang terlatih. Sehingga kesadaran warga kedua provinsi tersebut akan kesehatan gigi masih kurang.

Kesimpulan
            Dengan demikian saya (penulis) dapat menyimpulkan bahwa dengan diadakannya BKGN di provinsi Papua dan Banjarmasin, warga sekitar daerah tersebut saat ini mulai menyadari akan pentingnya merawat gigi dengan menyikat gigi secara rutin dan dengan diselenggarakannya kegiatan tersebut masyarakat di daerah tersebut mulai menjadi masyarakat yang mempunyai gigi sehat. Semua itu tidak lepas dari peranan pepsodent sebagai kepala penyelenggara kegiatan Bulan Kesehatan Gigi Sehat (BKGN).
Pepsodent akan terus secara konsisten untuk membangun kesadaran masyarakat, terutama anak-anak di Indonesia, untuk menerapkan pola menyikat gigi secara teratur pada waktu yang tepat, yaitu pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur, serta membiasakan pergi ke dokter gigi secara rutin 6 bulan sekali, sehingga berujung pada terwujudnya kesehatan gigi masyarakat yang berkualitas.
Gigi tetap sehat dan kuat aktifitas pun terasa lebih nyaman.

1 komentar:

  1. apa ya konsep dasar dan tujuan iklan di pepsoden.
    mohon dibales admin... tugas kuliah ni,,,,terimakasih

    BalasHapus