Minggu, 10 November 2013

PENGARUH INFLASI DAN UPAH TERHADAP PENGANGGURAN DI INDONESIA


Paragraf Deduktif

       

Inflasi sangat berkaitan erat dengan  pengangguran. Semakin tingginya inflasi yang terjadi dapat berakibat pada pertumbuhan ekonomi yang menurun, sehingga akan terjadi peningkatan jumlah pengangguran. Semua negara di dunia selalu meghadapi permasalahan inflasi. Inflasi yang terjadi dalam suatu negara merupakan salah satu ukuran untuk mengukur baik buruknya masalah ekonomi yang dihadapi suatu negara. inflasi yang terjadi berkisar antara 2 - 4% per tahun, itu menunjukan negara yang perekonomiannya baik. Dengan persentase sebesar itu, dapat dikatakan inflasi yang rendah. Sedangkan untuk inflasi yang tinggi berkisar lebih dari 30%. Inflasi yang sangat tinggi tersebut disebut hiperinflasi. Jika suatu negara mengalami hiperinflasi maka dapat dipastikan jumlah pengangguran di negara tersebut akan bertambah secara drastis. Karena dengan kenaikan harga-harga di semua sektor, maka perusahaan-perusahaan akan mengambil kebijakan mengurangi biaya untuk memproduksi barang atau jasa dengan cara mengurangi pegawai atau tenaga kerja.
Upah adalah pendapatan yang diterima tenaga kerja dalam bentuk uang, yang mencakup bukan hanya upah atau gaji, tetapi juga uang lembur dan tunjangan-tunjangan yang diterima secara rutin. Contohnya seperti (tunjangan transport, uang makan dan tunjangan lainnya sejauh diterima dalam bentuk uang), tetapi tidak termasuk Tunjangan Hari Raya (THR), tunjangan bersifat tahunan, kwartalan, tunjangan-tunjangan lain yang bersifat tidak rutin dan tunjangan dalam bentuk natural (BPS, 2008). Upah dalam arti sempit khusus dipakai untuk tenaga kerja yang bekerja pada orang lain dalam hubungan kerja (sebagai karyawan atau buruh). Di Indonesia banyak orang berusaha sendiri dan tidak memperhitungkan ”upah” untuk dirinya sendiri. Tingkat upah dapat juga disebut taraf balas jasa rata-rata yang berlaku umum dalam masyarakat untuk segala macam pekerjaan. Tingkat upah ini dapat diperhitungkan per jam, hari, minggu, bulan atau tahun.

 Referensi:
Gilarso.2004.Pengantar Ekonomi Makro.Penerbit Kanusius.Yogyakarta.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar