Senin, 19 Maret 2012

KEBIJAKAN MONETER


1.    PENDAHULUAN
Seperti telah diuraikan dalam bab sebelumnya, bahwa kebijakan moneter mempengaruhi keseimbangan ekonomi lainnya. Pengaruhnya dimulai dari perubahan jumlah uang beredar yang kemudia mempengaruhi harga barang dan jasa. Perubahan harga akan mempengaruhi produksi yang kemudian akan mempengaruhi pendapatan masyarakat. Pengaruh ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian nasional. Oleh karena itu, kebijakan moneter merupakan suatu kebijakan yang penting di samping kebijakan fiskal dan kebijakan lainnya dalam perekonomian.
Jumlah uang beredar di luar kendali dapat menimbulkan konsekuensi atau pengaruh yang buruk bagi perekonomian secara keseluruhan. Pengaruh yang buruk ini dapat dilihat pada kurang terkendalinya perkembangan variabel-variabel ekonomi utama seperti tingkat produksi dan harga. Peningkatan jumlah uang beredar yang berlebihan dapat mendorong peningkatan harga melebihi tingkat yang diharapkan sehingga akan mengganggu pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, peningkatan jumlah uang beredar yang sangat rendah akan menciptakan kelesuan ekonomi. Kondisi ini mendorong pemerintah atau otoritas moneter mengendalikan jumlah uang beredar lazim disebut dengan kebijakan moneter.

Ø  Menurut kaum Monetarist, kebijakan moneter perlu diterapkan karena:
1.     Munculnya Fluktuasi ekonomi karena adanya perubahan dalam jumlah penawaran uang
2.     Perubahan harga dan tingkat upah lebih cepat dari yang disangkakan kaum Keynesian
3.     Kebijakan Moneter lebih bagus daripada Kebijakan Fiskal
4.     Perekonomian pada umumnya akan bisa menstabilkan dirinya sendiri
Kebijakan Moneter adalah  kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah melalui bank sentral guna mengatur penawaran uang dan tingkat bunga dalam tingkat yang wajar dan aman. Kebijakan ini umumnya terbagi dua yakni kebijakan kuantitatif yaitu kebijakan yang bertujuan untuk mempengaruhi penawaran uang dan tingkat bunga dalam perekonomian dan kebijakan kualitatif yaitu kebijakan yang sifatnya non intervensi dan lebih banyak menekankan moneter fungsi untuk:
Menurut Sethi, kebijakan moneter berfungsi untuk:
1.        Mendapatkan dan mengambil manfaat dari struktur tingkat suku bunga yang paling sesuai
2.        Meraih perimbangan yang tepat antara permintaan dan penawaran uang
3.        Menyediakan fasilitas kredit yang tepat bagi perekonomian dan menghentikan perkembangan yang tidak semestinya (misalkan penyaluran kredit konsumtif yang “jor-joran”), serta mengarahkan penyaluran kredit kepada yang layak menerimanya misalnya UKM
4.        Pendirian, pelaksaan dan perluasan lembaga keuangan
5.        Manajemen keuangan


2.    KEBIJAKAN MONETER DAN SIKLUS KEGIATAN EKONOMI
Perkembangan ekonomi suatu negara mengalami pasang surut atau mengalami siklus yang pada periode tertentu tumbuh pesat dan pada periode lain tumbuh melambat. Untuk mengelola perekonomian agar dapat berlangsung dengan baikn dan stabil, pemerintah atau otoritas moneter melakukan langakah yang dikenal dengan kebijakan ekionomi makro. Kebijakan ekonomi makro ini mengelola sisi permintaan dan sisi penawaran suatu perekonomian agar mengarah pada kondisi keseimbangan dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan.
Kebijakan moneter diterapkan sejalan dengan siklus ekonomi, baik siklus ekonomi yang berkembang pesat atau boom atau saat siklus ekonomi yang melambat atau depression atau slump. Dengan demikian, dikenal ada dua kebijakan moneter, yaitu kebijakan moneter ekspansif dan kontaktif. Kebijakan moneter ekspansif adalah kebijakan moneter yang ditujukan untuk nmendorong kegiatan ekonomi, misalnya dilakukan dengan meningkatkan jumlah uang yang beredar. Kebijakan moneter yang kontraktif adalah kebijakan moneter yang ditujukan untuk memperlambat kegiatan ekonomi, misalnya dengan mengurangi jumlah uang beredar. Efektivitas kebijakan tersebut tergantung pada hubungan antara uang beredar dan variabel ekonomi utama seperti output dan inflasi. Perlu diteliti hubungan antara uang beredar, inflasi dan output dalam jangka panjang. Mungkin dalam jangka panjang, kebijakan moneter hanya berdampak kepada inflasi dan tidak ada pengaruhnya terhadap kegiatan ekonomi. Sebaliknya, dalam jangka pendek kebijakan moneter yang ekspansif dapat mendorong kegiatan ekonomi yang sedang mengalami resesi berkepnjangan. Kebijakan moneter yang kontraktif dapat memperlambat laju inflasi yang umumnya terjadi pada saat kegiatan perekonomian sedang mengalami boom.

3.  INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER
     Kebijakan moneter dibagi 2  instrumen, yaitu :
     1. Kebijakan moneter kuantitatif
Kebijakan moneter yang bersifat kuantitatif biasanya berupa campur tangan bank sentral secara langsung terhadap kebijakan perbankan. Maksudnya, bank indonesia berperan sebagai  regulasi dan bertindak secara aktif dalam kegiatan pasar uang.
Adapun beberapa instrumen yang termasuk kebijakan moneter kuantitatif, yaitu:
a)     Operasi pasar terbuka
Yaitu kebijakan pemerintah dalam memperjualbelikan surat berharga pada masyarakat
b)    Politik diskonto
Yaitu kebijakan pemerintah untuk memengaruhi nilai dan jumlah uang yang beredar  dengan instrumen yang digunakan adalah tingkat suku bunga pada bank- bank umum.
c)     Kebijakan kas ratio ( persediaan kas)
Yaitu kebijakan pemerintah untuk memengaruhi nilai dan jumlah uang yang beredar    dengan instrumen dana cadangan ke dunia ( cash Ratio) yang tersedia di bank umum.
d)    Kebijakan Uang Longgar ( Easy Money)
Yaitu kebijakan yang digunakan untuk mengatasi deflasi ( menambah jumlah uang yang beredar) yang dipakai pemerintah untuk mempermudah syarat kredit dengan tujuan meningkatkan produksi.
e)     Kebijakan Uang Ketat ( Tight Money )
Yaitu kebijakan yang digunakan pemerintah dengan menerapkan kredit selektif untuk   membatasi jumlah uang yang beredar ( menekan laju inflasi ).

3.   Kebijakan Moneter Kualitatif
Kebijakan moneter yang bersifat kualitatif biasanya berupa pengawasan dan imbauan bank sentral kepada kegiatan perbankan. Maksudnya, bank sentral ( bank Indonesia) tidak campur tangan secara langsung.
Adapun beberapa instrumen yang termasuk kebijakan moneter bersifat kualitatif, diantaranya:
a)     Pengawasan pinjaman secara selektif ( kredit selektif)
Yaitu kebijakan yang digunakan untuk mengendalikan dan mengawasi corak pinjaman dan investasi yang dilakukan oleh bank-bank.
b)    Imbauan Moral ( Moral Suasion)
Yaitu kebijakan yang berupa tindakan yang diambil oleh Bank Indonesia untuk memengaruhi setiap lembaga keuangan dan individu yang bergerak dalam bidang moneter melalui himbauan agar mereka bertindak sesuai dengan kehendak otoritas moneter ( BI ).

4.    KEBIJAKAN MONETER SEBAGAI SALAH SATU BAGIAN DARI KEBIJAKAN EKONOMI MAKRO
Seperti telah diuraikan dalam bab sebelumnya, kebijakan moneter merupakan salah satu bagian dari kebijakan ekonomi makro sehingga sasaran kebijakan moneter juga ditujukan untuk mewujudkan tercapainya sasaran ekonomi makro. Tercapainya sasaran ekonomi makro merupakan keberhasilan suatu transmisi atau proses suatu impak kebijakan sehingga kebijakan moneter menjadi sangat penting. Untuk kebijakan moneter di Indonesia, Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 ayat 1a yang disempurnakan dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 memuat tentang kebijakan moneter yang diperlukan untuk penetapan kebijakan moneter makro. Dewan moneter dapat menerima Bank Indonesia sebagai bank sentral untuk menyampaikan laporannya tentang hasil pemeriksaannnya terhadap bank karena bank merupakan lembaga yang melaksanakan kebijakan moneter, walaupun kemudian mulai awal tahun 2000 dewan moneter tidak ada lagi.
Disamping berhasilnya kebijakan moneter secara spesifik, keberhasilan kebijakan fiskal juga sangat penting dalam mengoptimalkan sasaran ekonomi makro, dan kedua kebijakan itu dapat diterapkan serempak. Kebijakan moneter dan kebijakan fiskal yang diterapkan serempak mempengaruhi keseimbangan sektor moneter dan sektor riil yang optimalitasnya terlihat dari fase transmisi terhadap perubahan pasar barang dan jasa serta pasar uang yang kemudian akan memperlihatkan optimalitasnya terhadap sasaran perekonomian
Dengan diterapkannya semua kebijakan secara serempak dengan tidak ada satu pun kebijakan yang akan mencapai sasaran yang optimal, maka sasaran yang tercapai itu merupakan suatu petunjuk tertentu atas tercapai atau tidaknya kebijakan ekonomi seperti tingkat ekonomi seperti tingkat bunga, besaran moneter, dan kurs valuta asing. Dengan sasaran yang tidak optimal itu, maka sasaran itu sering ditetapkan sebagai sasaran antara atau intermediate targets yaitu sasaran yang tercapai terlebih dahulu sebelum mencapai sasaran akhir. Oleh karena itu intermediate targets sering merupakan suatu indikator ekonomi.

UPAYA
-       Ekspansi moneter

-       Kontraksi moneter
SASARAN
-       Suku bunga turun

-       Suku bunga naik
DAMPAK
-       Gejolak moneter agregat
-       Gejolak moneter agregat
Perubahan tingkat bunga
 








Bagan 4: Kebijakan Moneter dengan Sasaran Suku Bunga

Kebijakan moneter dengan menggunakan sasaran antara atau intermediate targets tingkat suku bunga yang ideal adalah untuk mendorong pertumbuhan investasi, namun juga menimbulkan dampak inflasi seperti dalam Bagan 4. Jika pada suatu saat, suku bunga uang menunjukan kenaikan hingga melampau monetary targets, yaitaui angka yang ditetapkan, maka bank sentral akan segera melakukan kebijakan ekspansi moneter sehingga tingkat suku bunga uang menjadi turun kembali sampai pada tingkat suku bunga yang ditetapkan.
Berbeda halnya dengan intermediate targets jumlah uang beredar atau monetery targets, yaitu berdampak pada terwujudnya stabilitas harga.


5.    EFEKTIFITAS KEBIJAKAN MONETER
Dalam menerapkan kebijakan moneter untuk menuju tercapainya pembangunan ekonomi, efektifitas kebijakan ini perlu diketahui efisiensinya. Efektifitas kebijakan moneter dapat diketahui dengan mengetahui pada sejauh mana kebijakan moneter dapat mengubah kondisi pasar uang yang selanjutnya diketahui sejauh mana perubahan pasar uang ini mempengaruhi permintaan agregat yang pada akhirnya dapat diketahui perubahan pendapatan masyarakat, tingkat inflasi dan keseiimbangan neraca pembayaran.
Perdebatan antara paham monetarist dan keynesian sebelum tahun 1930-an tentang efektifitas kebijakan moneter dan fiskal telah cukup lama. Dalam beberapa segi , perdebatan kedua pandangan ini sebetulnya hanya menyangkut formulasi dan pendekatan mengenai masalah yang sama yaitu masalah stabilitas sektor swasta.
Disatu pihak, pandangan monetarist menekankan pada aspek jangka panjang atas suatu kebijakan moneter dan disisi lain pandangan Keynesian menekankan pada aspek jangka pendek terhadap stabilitas swasta. Keynesian mempertanyakan, bagaimana sektor swasta dapat mampu tumbuh dalam segala perubahan ekonomi seperti misalnya dalam kelesuan ekonomi tanpa bantuan kebijakan stabilitas? Jika ada kemampuan itu, akan menyebabkan ketidakstbalian ekonomi.
Depresi yang terjadi pada tahun 1930-an merupakan depresi ekonomi yang terbesar di negara kapitalis. Kelompok Keynesian menyatakan bahwa depresi itu terjadi akibat dari kesalahan kapitalis dan bukan sebagai akibat kesalahan pengendalian moneter, walaupun kelompok moneteris menghubungkan depresi tersebut dengan turunnya pertambahan uang beredar sejak itu, pemerintah di negara yang menganut ekonomi pasar mengikrarkan diri terhadap kebijakan campur tangan dengan maksud untuk mencegah dan membatasi perubahan produksi serta menata kembali tenaga kerja yang menjadi korban ekonomi.
Sejak tahun 1930-an hinggan tahun 1950-an para ekonom khususnya Keynesian, percaya bahwa perubahan dari jumlah uang beredar dan suku bunga uang tidak dapat memberikan dampak terhadap pendapatan nominal sehingga kebijakan moneter dikatakan tidak begitu penting. Akhirnya pandangan itu sedikit demi sedikit menjadi luntur karena munculnya pandangan baru bahwa kebijakan moneter memberi dampak yang besar terhadap perekonomian, dalam hal:
a.      Tingkat investasi yang benar-benar responsif terhadap perubahan suku bunga uang,
b.     Elastisitas permintaan akan uang terhadap suku bunga uang adalah rendah.
Jika bank sentral menerapkan kebijakan moneter yang longgar sehingga terjadi kelebihan uang kas di bank-bank atau terjadi excess reserve bank semakin besar, yang akhirnya terjadi peningkatan penyaluran kredit bank dan seterusnya terjadi peningkatan uang beredar dimasyarakat. Keynesian sangat menetang kebijakan moneter yang longgar karena jikan terjadi excess reserve bank yang menurun adalah bukan disebabkan oleh resesi ekonomi karena bank tidak sulit mendapatkan nasabah yang layak dan bank-bank mau membeli surat berharga walaupun dengan bunga yang rendah.







6. KESEIMBANGAN EKONOMI I : IS – LM
1. Pasar Barang Dan Kurva IS
    Pasar barang adalah pasar dimana semua barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara dan dalam jangka waktu tertentu. Permintaan dalam pasar barang merupakan agregasi dari semua permintaan akan barang dan jasa di dalam negeri, sementara yang menjadi penawarannya adalah semua barang dan jasa yang diproduksi dalam negeri.
Dalam ekonomi konvensional, kesimbangan umum dapat terjadi apabila pasar barang dan pasar uang ada di dalam keseimbangan. Dalam keadaan keseimbangan umum ini besarnya pendapatan nasional (Y) dan tingkat bunga (i) yang terjadi akan mencerminkan pendapatan nasional (Y) dan tingkat bunga (i) yang seimbang baik di pasar barang maupun di pasar uang. Namun, dalam ekonomi Islam, system bunga dihapuskan.
Kurva IS menyatakan hubungan antara tingkat bunga dan tingkat pendapatan yang muncul di pasar barang dan jasa. Kurva IS juga menyatakan “investasi” dan “tabungan”.
Dengan asumsi perekonomian tertutup, dimana ekspor adalah nol, maka pengeluaran yang direncanakan sebagai jumlah konsumsi C, investasi yang direncanakan I, dan pembelian pemerintah G.
E = C + I + G
Dimana : C = C(Y – T)
Persamaan ini menunjukkan bahwa konsumsi tergantung pada pendapatan disposibel (Y – T), yang merupakan pendapatan total Y dikurangi pajak T. Diasumsikan investasi yang direncanakan adalah tetap I, dan kebijakan fiskal-tingkat pembelian dan pajak pemerintah- adalah tetap G dan T. Sehingga dikombinasikan menjadi : E = C(Y – T) + I + G
Selanjutnya perekonomian berada dalam keseimbangan (equilibrium) ketika pengeluaran aktual sama dengan pengeluaran yang direncanakan. Asumsi ini didasarkan pada gagasan bahwa ketika rencana orang-orang telah direalisasikan, mereka tidak mempunyai alasan untuk mengubah apa yang mereka lakukan. Mengingat Y sebagai GDP aktual tidak hanya pendapatan total tetapi juga pengeluaran total atas barang dan jasa, sehingga dapat ditulis kondisi keseimbangan sebagai :
Pengeluaran Aktual = Pengeluaran Yang Direncanakan
   Y      =         E
Dapat disimpulkan, kurva IS menunjukkan kombinasi dari tingkat bunga dan tingkat pendapatan yang konsisten dengan keseimbangan dalam pasar untuk barang dan jasa. Perubahan-perubahan dalam kebijakan fiskal yang meningkatkan permintaan terhadap barang dan jasa menggeser kurva IS ke kanan. Perubahan-perubahan dalam kebijakan fiskal yang mengurangi permintaan terhadap barang dan jasa menggeser kurva IS ke kiri.
1.2 Pasar Barang Dan Kurva  IS  Dalam Persfektif Islam
Pada system ekonomi Islam bunga tidak diberlakukan, sehingga keseimbangan di pasar barang pada ekonomi Islam ini sangat berbeda dengan keseimbangan pasar barang pada system ekonomi konvensional. Hal ini karena system bunga dihapuskan dan diganti dengan tingkat keuntungan yang diharapkan (r).
Secara matematis, hubungan fungsional antara pengeluaran konsumsi rumah tangga (C) dan pendapatan (Y) dapat dinyatakan sebagai berikut :
C = f ( Y) dengan C = C1 + C2
C1 = pendapatan muzakki ; C2 = pendapatan mustahiq
Investasi perusahaan dalam ekonomi Islam tergantung dari tingkat keuntungan yang diharapkan dan biaya asset yang kurang produktif. Makin tinggi keuntungan yang diharapkan, dan makin besar biaya asset yang kurang produktif maka semakin besar investasi yagn dilaksanakan  dan sebaliknya.
          Dalam  analisis keseimbangan sektot riil, kondisi keseimbangan perekonomian dapat digambarkan kedalam  sebuah kurva yang disebutkan kurva ISI. Kurva ISI adalah tempat kedudukan titik-titik yang menghubungkan tingkat keuntungan yang diharapkan ( R) dan pendaptan nasional (Y), yang dimana pasar barang berada dalam kondisi keseimbangan .
          Pergeseran fungsi investasi dan fungsi tabungan  (atau fungsi  konsumsi) akan mengakibatkan pergeseran kurva ISI. Kenaikan biaya atas asset yang kurang produktif (menganggur) akan menyebabkan meningkatnya permintaan investasi dan sepanjang tidak ada perubahan fungsi tabungan, akan mengakibatkan pergeseran kurva ISI ke kanan bawah.
1.3. Pasar Uang dan Kurva LM
Alasan utama dalam memegang uang dalam ekonomi Islam adalah karena motif transaksi dan motif berjaga-jaga adalah. Spekulasi tidak akan pernah ada. Dengan demikian permintaan uang untuk tujuan spekulasi (sebagai fungsi tingkat bunga) menjadi nol dalam ekonomi Islam. Oleh karena itu, permintaan uang dalam ekonomi islam berhubungan dengan tingkat pendapatan. Besarnya persediaan uang tunai akan berhubungan dengan pendapatan dan frekuensi pengeluaran.
Hubungan antara tingkat bunga dan tingkat pendapatan yang muncul di pasar uang dinyatakan dengan Kurva LM. Teori preferensi likuiditas menyatakan bahwa tingkat bunga menyesuaikan untuk menyeimbangkan penawaran dan permintaan untuk aset perekonomian yang paling likuid, yaitu uang. Jika M menyatakan penawaran uang dan P menyatakan tingkat harga, maka M/P adalah penawaran dari keseimbangan uang riil. Teori preferensi likuisditas mengasumsikan adanya penawaran uang riil tetap. Penawaran uang M adalah variabel kebijakan eksogen yang dipilih oleh bank sentral. Tingkat harga P juga merupakan variabel eksogen dalam model ini (dianggap tingkat harga adalah tertentu (given) karena model IS-LM menjelaskan jangka pendek ketika tingkat harga adalah tetap). Asumsi ini menunjukkan bahwa penawaran uang riil adalah tetap dan biasanya tidak tergantung pada tingkat bunga.
Teori preferensi likuiditas menegaskan bahwa tingkat bunga adalah sebuah determinan dari berapa banyak uang yang ingin dipegang orang. Alasannya adalah bahwa tingkat bunga adalah biaya peluang (opportunity cost) dari memegang uang: biaya yang harus ditanggung akrena memegang aset dalam bentuk uang, yang tidak  mendapat bunga baik dalam bentuk deposito atau obligasi. Ketika tingkat bunga naik, orang-orang hanya ingin memegang lebih sedikit uang. Jadi rumus permintaan terhadap uang riil adalah :
(M/P)d  =  L (r)
Dimana fungsi L(r) menunjukkan bahwa jumlah uang yang diminta tergnatung pada tingkat bunga. Tingkat bunga adalah biaya dari memegang uang, sehingga semakin tinggi tingkat bunga semakin rendah jumlah keseimbangan uang riil yang diminta. Untuk menjelaskan berapa tingkat bunga yang berlkau dalam perekonomian, maka dikombinasikan penawaran dan permintaan terhadap uang riil. Menurut teori preferensi likuiditas, tingkat bunga menyesuaikan untuk menyeimbangkan pasar uang. Pada tingkat bunga keseimbangan, jumlah uang riil yang diminta sama dengan jumlah penawarannya.
Bagaimana tingkat bunga mencapai keseimbangan penawaran dan permintaan uang? Penyesuaian terjadi karena kapan pun pasar uang tidak berada dalam keseimbangan, orang-orang berusaha menyesuaikan portofolio aset mereka dan dalam prosesnya, mengubah tingkat bunga.
Tingkat pendapatan mempengaruhi permintaan terhadap uang. Ketika pendapatan tinggi, pengeluaran juga tinggi, sehingga masyarakat terlibat dalam lebih banyak transaksi yang mensyaratkan penggunaan uang. Jadi, uang yang lebih banyak menunjukkan permintaan uang yang lebih besar. Dapat dituliskan dalam fungsi permintaan uang sebagai berikut :
(M/P)d  =  L(r,y)
Kurva LM menggambarkan  hubungan di antara tingkat pendapatan dan tingkat bunga. Semakin tinggi tingkat pendapatan semakin tinggi permintaan terhadap keseimbangan uang riil, dan semakin tinggi tingkat bunga keseimbangan. Karena itu, kurva LM miring ke atas.
Penurunan dalam penawaran dari keseimbangan riil menaikkan tingkat bunga yang menyeimbangkan pasar uang. Maka penurunan dalam keseimbangan riil menggeser kurva LM ke atas. Jadi  kurva LM menunjukkan kombinasi tingkat bunga dan tingkat pendapatan yang konsisten dengan keseimbangan dalam pasar untuk keseimbangan uang riil. Kurva LM digambar untuk penawaran dari keseimbangan uang riil tertentu. Penurunan dalam penawaran dari keseimbangan uang riil menggeser kurva LM ke atas. Kenaikan dalam penawaran dari keseimbangan uang riil menggeser kurva LM ke bawah.
1.4. Pasar Uang dan Kurva LM dalam persfektif Islam
Spekulasi tidak ada dalam ekonomi islam, yang ada hanyalah motive transaksi dan berjaga-jaga. sehingga permintaan uang dalam ekonomi islam berhubungan dengan tingkat pendapatan. Besarnya persediaan uang tunai akan berhubungan dengan tingkat pendapatan, dan frekuensi pengeluaran. Jumlah uang yang diperlukan dalama ekonomi islam  hanya memenuhi kedua motiv tersebut. Pada tingkat tertentu diatas yang telah ditentukan akan dikenakan  zakat atas asset yang kurang produktif. Sesuatu hal yang penting disini adalah bahwa pemerintah, memelihara keseimbangan, tidak dengan meningkatkan penawaran uang tetapi justru dengan menaikan biaya atas uang mengangur. Ini akan menjamin bahwa penawaran uang tidak akan sampai ke tingkat rawan inflasi, sebagai reaksi atas peningkatan permintaan uang yang kemungkinan akan terbelanjakan kemudian tanpa mempengaruhi peningkatan akan barang dan jasa. Juga penting disinggung bahwa yang dimaksud dengan biaya atas uang menganggur adalah pajak yang dapat dibebankan negara bila mengalami tingkat inflasi. 
Pada perusahaan, kebutuhan uang tunai akan berubah dalam interval waktu dan tingkat aktivitas usaha. Pembayaran dari seorang pengusaha kepada pengusaha yang lain akan berubah menurut tingkatan proses produksi dan tingkatan integrasi dalam perekonomian dengan anggapan hal-hal lain tetap, meningkatkan integrasi ini, menurunkan permintaan uang tunai.
2.1 Keseimbagan IS-LM pada ekonomi Konvensional
Maka keseluruhan bagian dari model IS-LM dapat disimpulkan sebagai berikut :
Y  =  C(Y – T) + I (r) + G        , IS
M/P  =  L(r,Y)                          , LM
Keseimbangan perekonomian adalah titik dimana kurva IS dan LM berpotongan. Titik ini memberikan tingkat bunga r dan tingkat pendapatan Y yang memenuhi kondisi untuk keseimbangan baik dalam pasar barang maupun pasar uang. Dengan kata lain, pada perpotongan ini pengeluaran aktual sama dengan pengeluaran yang direncanakan, dan permintaan terhadap keseimbangan uang riil sama dengan penawarannya.

 Tingkat
    Bunga,r                                                           LM
              

Tingkat bunga
Keseimbangan
                                                                   IS


Tingkat Pendapatan                       Pendapatan, output, Y  Keseimbangan

2.2.Keseimbangan di Pasar Uang dalam Ekonomi Islam
Kurva IS dan LAM dalam kerangka Islam dapat digambarkan sebagai berikut:
LAM
IS
Yo
ao
Profit sharing ratio (a)
National income

Pengertian kurva diatas adalah keseimbangan di pasar barang dan pasar uang terjadi pada saat Yo dan ao. Kurva IS sangat dipengaruhi oleh keinginan pelaku usaha dalam berivestasi dimana pelaku usaha dan pemilik modal untuk mendapatkan tingkat optimum ekspektasi return yang diperoleh dari investasi. Tingkat optimum ekspektasi return dipresentasikan pada rasio ao. Sedangkan kurva LAM dipengaruhi oleh tingkat ao yang rendah menyebabkan keinginan dari pemilik modal untuk memegang uang dan memanfaatkan uang tersebut untuk motiv altruistic.

1 komentar:

  1. ASSALAMU ALAIKUM.WR.WB.. SAYA TERMASUK ORANG YANG GEMAR BERMAIN TOGEL,SETELAH SEKIAN LAMANYA SAYA BERMAIN TOGEL AKHIRNYA SAYA MENEMUKAN NOMOR SEORANG PERAMAL TOGEL YANG TERKENAL KEAHLIANNYA DI SELURUH DUNIA,NAMANYA
    KIYAI_PATI DAN SAYA BENAR BENAR TIDAK PERCAYA DAN HAMPIR PINSANG KARNA KEMARIN ANGKA GHOIB YANG DIBERIKAN OLEH KIYAI 4D DI PUTARAN SGP YAITU 1239 TERNYATA BETUL-BETUL TEMBUS. SUDAH 2.KALI PUTARAN SAYA MENAN BERKAT BANTUAN KIYAI
    PADAHAL,AWALNYA SAYA CUMA COBA COBA MENELPON DAN SAYA MEMBERITAHUKAN SEMUA KELUHAN SAYA KEPADA KIYAI_PATI DISITULAH ALHAMDULILLAH KIYAI_PATI TELAH MEMBERIKAN SAYA SOLUSI YANG SANGAT TEPAT DAN DIA MEMBERIKAN ANGKA YANG BEGITU TEPAT..,MULANYA SAYA RAGU TAPI DENGAN PENUH SEMANGAT ANGKA YANG DIBERIKAN KIYAI ITU SAYA PASANG DAN SYUKUR ALHAMDULILLAH BERHASIL SAYA JACKPOT DAPAT 500.JUTA,DAN BETAPA BAHAGIANYA SAYA BERSUJUD-SUJUD SAMBIL BERKATA ALLAHU AKBAR…..ALLAHU AKBAR….ALLAHU AKBAR….SEKALI LAGI MAKASIH BANYAK YAA KIYAI,SAYA TIDAK AKAN LUPA BANTUAN DAN BUDI BAIK KIYAI, BAGI ANDA SAUDARAH-SAUDARAH YANG INGIN MERUBAH NASIB SEPERTI SAYA TERUTAMA YANG PUNYA HUTANG SUDAH LAMA BELUM TERLUNASI SILAHKAN HUBUNGI KIYAI_PATI DI NOMOR HP: 0852_1741_5657

    BalasHapus